BANDUNG - Di antara gemuruh turbin yang tak henti, terdengar desisan khas uap panas bumi dari kawasan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang. Lokasi yang membentang di perbatasan Garut dan Bandung, Jawa Barat ini, tak hanya menjadi saksi produksi energi listrik sejak 1983, namun kini juga menjadi sumber kehidupan baru bagi para pebisnis kopi lokal.
Uap panas yang selama ini menggerakkan turbin pembangkit listrik, kini disulap menjadi solusi revolusioner untuk pengeringan ceri kopi. PT PGE Area Kamojang menginisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Bandung, dengan membangun rumah pengeringan kopi bertenaga panas bumi. Inilah pemanfaatan uap buangan pertama di dunia yang tidak hanya efisien, tetapi juga sangat ramah lingkungan, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular berbasis energi bersih.
Dua bangunan sederhana namun canggih berdiri kokoh. Dindingnya terbuat dari kombinasi kayu, baja ringan, dan plastik bening yang dirancang kedap udara, namun tetap membiarkan cahaya matahari menembus. Di dalamnya, terpasang perangkat pengatur suhu yang canggih, memungkinkan proses pengeringan berjalan optimal pada suhu antara 33 hingga 50 derajat Celsius.
Hebatnya, fasilitas ini mampu mengeringkan hingga 6 ton ceri kopi dalam operasional 24 jam. Keunggulan utamanya terletak pada kecepatan proses yang tiga kali lipat lebih cepat dibandingkan metode penjemuran konvensional menggunakan panas matahari. Sebuah lompatan teknologi yang patut dibanggakan, membawa manfaat ganda dari sumber daya alam yang sama. (PERS)

Updates.